Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Selasa, 25 Jul 2023
Jakarta, CNN Indonesia — Para siswa Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo memamerkan karya tugas akhir mereka dalam gelaran Jakarta Food & Fashion Festival (JF3) pada Sabtu (22/7). Karya busana ini diberi tajuk ‘(Alpha) Adaptation’.
Meneruskan tradisi yang berjalan dari tahun ke tahun, LPTB Susan Budihardjo kembali memberikan kesempatan pada calon-calon pelaku mode untuk merasakan pameran karya via peragaan busana. Di kawasan parkir Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, busana-busana dipamerkan sesuai interpretasi mereka akan generasi Alpha.
Generasi Alpha merupakan generasi yang lahir antara 2010-2024. Sebanyak 24 siswa mempersembahkan 3-5 look busana.
Secara umum, karya busana para siswa terbilang beragam termasuk dalam hal konsep dan material. Meski semua busana bisa dikatakan ready-to-wear, ada pula yang merancang busana athleisure atau mengawinkan baju olahraga dan baju santai. Hal ini terlihat dari pemilihan siluet dan material.
Sekilas, ada beberapa rancang busana yang cukup menarik perhatian dan rasanya punya potensi untuk melahirkan karya-karya luar biasa di masa mendatang.
Ada desain yang menawarkan warna-warna ‘aman’ seperti biru muda yang lembut, abu, dan hitam. Mungkin terinspirasi dari preppy look ala orang kantoran, tetapi ada unsur yang menarik yakni ‘puff sleeve’ dan detail berupa cincin besi berbagai ukuran pada siluet celana panjang, blazer dan luaran (outer).
Kemudian permainan tekstur dari seorang siswa pada look busana yang didominasi biru tua dan putih. Ada kesan futuristik dan tegas dari potongan lengan yang mencuat runcing. Kemudian penggunaan material tertentu atau hasil hasta karya di mana kain memiliki tekstur sehingga tak perlu lagi sematan detail untuk membuatnya menarik.
Masih soal material, ada siswa yang cukup kreatif dengan memanfaatkan denim. Busana-busana dekonstruktif dihasilkan dari celana atau atasan denim jadi look yang utuh dan unik.
Sementara itu, meski mengambil tema generasi alpha yang sarat akan kecanggihan teknologi, ada siswa yang tetap memanfaatkan wastra Nusantara. Wastra berupa tenun disematkan jadi detail busana baik pada kerah maupun kantong baju serta celana.
Susan Budihardjo, pimpinan dan pendiri LPTB Susan Budihardjo, menuturkan dirinya berharap para siswa dapat menangkap spirit masa depan dengan segala intervensi teknologi digital yang ada.
“Saya berharap mereka membuka mata lebar-lebar dan wawasan seluas-luasnya sekaligus peka terhadap lingkungan dan sekitarnya. Mengikuti perkembangan zaman menjadikan mereka semakin bebas untuk menemukan ciri khas dan menjadi statement yang kuat untuk masanya,” ujar Susan.
Potensi-potensi besar terlihat tapi sayangnya selama pertunjukan berlangsung, hadirin dibiarkan menyaksikan tanpa tahu siapa pembuatnya. Nama-nama siswa memang ditampilkan di akhir pertunjukan tapi rasanya nama-nama ini kurang ‘terlihat’.
(chs)
Source: CNN Indonesia
